Sunday, 3 November 2019

Bersandar Hati


Saat lagi bersedih gini kadang aku merasa bahwa aku orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Mengapa aku merasa hal-hal yang tidak mengenakkan selalu terjadi kepadaku. Lagi dan lagi.
Seakan bahwa memang semesta tidak pernah mengizinkanku untuk merasakan hal yang layak aku dapatkan. Apakah ini karena dosa-dosaku yang terlalu banyak sehingga ini balasan apa yang ku lakukan di masa lalu?
Usia ku semakin bertambah. Lantas apa yang telah aku dapatkan di usiaku yang sekarang? 
Aku gak pandai mengungkapkan apa yang ku rasa. Di usia ku yang sudah menginjak kepala 2 ini. Lingkaran pertemanan ku makin mengecil. Sudah tau ku orang yang tak pandai bergaul. Bahkan teman dekat semasa kuliah hanya bisa di hitung dengan jari. Lantas bagaimana dengan kehidupanku yang sekarang?

Aku tau aku gak boleh menyerah menjalani kehidupan ini, aku juga tau masih banyak di luar sana yang kurang beruntung dari pada aku. Tapi apakah aku tidak boleh mengeluh sama sekali atas apa-apa yang telah terjadi? Manusiawi bukan?

Hampir setiap hari selalu berpikir positif, bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah kehendak Allah. Suka atau engga, senang atau sedih. Itu sudah Allah takdirkan untukku.

Tapi sulit yaAllah. Aku slalu menangis disaat aku sedang sendirian. Maafkan aku yaAllah. Padahal aku tidak boleh seperti ini. Padahal di dalam Surat Al-Imran : 139 engkau mengatakan bahwa : Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula), bersedih hati. Sebab kamu paling (tinggi) derajatnya, jika kamu orang beriman.


Astaghfirullah, Maafkanlah Rahmah yaAllah. Engkau memang maha mengetahui segala sesuatu. Mungkin ini terjadi karena engkau sayang kepada ku. Agar aku lebih makin mencintaimu. Kuatkanlah cintaku padamu yaAllah. Berikanlah pengampunan atas segala dosa-dosaa ku baik yang di sengaja ataupun yang di sengaja.

Berikanlah aku kekuatan yaAllah. Berikanlah aku petunjukmu mengenai ini semua. Hanya engkau lah maha pemberi petunjuk.

Hanya engkaulah tempat bersandar hati.

Review Film : Exit (2019)






Sinopsis

Film “Exit 2019” menceritakan tentang seorang bernama Yong-Nam (Cho Jung-Seok) telah menganggur selama bertahun-tahun. Dia mengadakan perayaan ulang tahun ke 70 untuk ibunya di aula konvensi. Di sana, Yong-Nam bertemu dengan Ui-Joo (Yoona). Dia lulus dari universitas yang sama dengan Yong-Nam. Pada saat itu, gas beracun menyebar ke seluruh kota.

Detail 

Movie: Exit
Revised romanization: Ekshiteu
Hangul: 엑시트
Director: Lee Sang-Geun
Writer: Lee Sang-Geun
Producer: Baek Hyun-Ik
Cinematographer: Kim Il-Yeon
Release Date: July 31, 2019
Runtime: 103 min.
Genre: Disaster / Action-Comedy
Distributor: CJ Entertainment
Language: Korean
Country: South Korea

Aku sebenarnya udah lama banget pengen nonton film Exit ini. Tetapi karena waktu yang belum memungkinkan untuk nonton, akhirnya setelah pulang dinas malem aku coba sempat-sempatin untuk nonton. Penasaran sih karena banyak yang membicarakan fim Exit yang di bintangi oleh Yoona SNSD dan Jo Jung-suk ini. Di instagram apalagi, banyak banget yang bilang katanya bagus.
Tayang di Korea nya tanggal 31 Juli 2019. Tapi aku baru nonton bulan November 2019 hehe. 
Awalnya aku kesulitan cari link untuk download film ini. Karena menurutku lebih mudah download drama Korea dari pada film. 
Tapi akhirnya aku menemukan aplikasi drakor.id yang benar-benar di khususkan untuk drama dan film korea. Kalian bisa streaming atau download melalui aplikasi ini.
Kalau aku pribadi nonton film lebih ke streaming aja dari pada download.

Berdurasi selama 103 menit lumayan membuat perasaan aku deg-degan sendiri selama menonton film ini. Tegang, penasaran, kocak, sedih. Semua aku rasain dalam film ini. Cerita ini bermula dengan Yong Nam (Jo Jung Suk) yang  menjadi seorang pengangguran selama bertahun-tahun, bahkan ada scene dimana Yong Nam ini mendapat pesan yang berisikan ia di tolak (lagi) dalam melamar pekerjaan. Sehingga mungkin itu yang membuat dia merasa bahwa ia gagal dan tak berarti.

Banyak orang asing yang kerap memberikan tatapan serta ucapan miring kepada Yong-nam. Bahkan keponakannya sendiri yang bernama Jiho pun kurang menyukainya lantaran ucapan miring yang ditujukan kepada pamannya. Mungkin ia merasa malu.

Tetapi meskipun begitu, setiap harinya Yong Nam selalu melatih kekuatan otot-ototnya dengan berolahraga di sekitar rumah.
Yong Nam yang pada masa kuliahnya memiliki hobi panjat tebing pun masih menyimpan perlengkapan panjat tebingnya dengan baik di kamarnya. Tetapi kakak perempuan dari Yong Nam (Ibu dari Jiho) ini tidak menyukai Yong Nam yang masih saja menyimpan perlengkapan panjat tebingnya, padahal sudah disuruh untuk membuangnya.

Suatu hari, Yong Nam merayakan ulang tahun ibunya yang ke-70 di sebuah hotel yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Di acara itu, ia bertemu dengan Eui Ju (Yoona), asisten manajer hotel yang pernah disukainya dulu.
Diaaat pertemuan pertama mereka kembali. Yong Nam berbohong bahwa ia adalah seorang manajer, Eui Joo sendiri adalah asisten manager di hotel tersebut.

Ketika perayaan tersebut berlangsung. Ditempat lain, terlihat 
seorang pria (mungkin teroris pikirku) mengendarai truk besar berisi dua tangki gas.
Ia meledakkan dua tangki besar gas beracun yang meracuni warga sekitar hingga menyebar ke seluruh kota. Termasuk hotel tempat Young Nam berada. Gas tersebut sangat berbahaya dan mengancam nyawa siapa saja yang menghirupnya sampai membuat kulit terlihat ruam merah bahkan sampai membuat sesak nafas.

Pada awalnya Yong Nam dan keluarganya tidak menyadari terjadi kekacauan di luar hotel, hingga pada akhirnya mereka mendengar suara dentuman keras secara tiba-tiba dan membuat kaca hotel yang mereka tempati pecah akibat ledakan tabung gas tersebut.

Mereka panik hendak melarikan diri keluar hotel, akan tetapi di luar hotel sudah terjadi kekacauan yang luar biasa, bahkan terlihat asap yang sudah mengepung tempat mereka berada. Hingga sudah meracuni Kakak kandung Yong Nam yang pada saat itu sudah terlanjur menghirup gas beracun tersebut.

Yong Nam yang panik meminta semua orang agar segera ke rooftop hotel. Awalnya mereka sempat gak percaya kepada Yong Nam. Yong Nam pun putus asa. Tetapi setelah mendengar kabar dari media sosial bahwa dianjurkan untuk ke rooftop untuk menyelamtkan diri. Akhirnya mereka pun segera pergi ke rooftop.

Sayangnya pintu rooftop tidak bisa dibuka lantaran kunci nya tertinggal di tempat security lantai satu. Sementara asap sudah memasuki gedung hotel tersebut.
Salah satu cara yang dibisa di lakukan yaitu pintu hanya bisa dibuka dari luar. 
Mereka panik ditambah dengan keadaan kakak kandung Yong Nam yang semakin memburuk akibat dari menghirup asap tersebut.

Akhirnya, Yong Nam pun berpikir agar bisa mencapai  ke rooftop. Cara yang dilakukannya pun dengan memanjat dinding hotel yang dapat membahayakan nyawa dan membuat semua keluarganya panik termasuk Eui Joo.

Aku deg-degan parah disini, membayangkan bagaimana loncat dari gedung satu ke gedung lainnya dengan memanfaatkan alat yang dimiliki saat itu. Tapi Yong Nam yakin bahwa ia mampu dan bisa. Dengan berbekal keahlian yang ia punya yakni memanjat tebing. Pada akhirnya ia mampu melompat dari gedung satu ke gedung lainnya.

Karakter lain yang juga menarik perhatian adalah salah satu keponakan Yong Nam yang perempuan yang memanfaatkan media sosial untuk mengetahui perkembangan bencana.
Tak hanya itu, keponakan Yong Nam ini juga memanfaatkan teknologi video call untuk memantau pergerakan Yong Nam saat keluarganya panik tidak bisa melihatnya memanjat gedung. 
Wah jujur aku ga nyangka di scene ini. Bisa gitu ya kepikiran sampai kesana. Aku kalau udah panik bingung pasti mau ngapain. Film ini benar-benar memanfaatkan apa yang ada pada saat itu.

Karena genrenya terdapat komedi juga, ada beberapa scene yang membuat aku tertawa padahal lagi serius.
Setelah sampai di rooftop helikopter penyelamat pun datang, 
karna helikopter yang datang ke tempat mereka pun tidak secepat dibayangkan. Mereka harus bekerja keras lagi untuk menarik perhatian agar helikopter segara mengevakuasi mereka.
Eui Joo pun memiliki ide agar membuat sinyal dengan memanfaatkan flash lampu di handphone sambil berteriak-teriak gitu dan sampai menggunakan sound system loh. 
Sayangnya saat helikopter datang hanya Yong-Nam dan Eui-Ju harus ditinggal di tempat karena karena kapasitas angkut yang berlebih.
Mereka harus menunggu tim penyelamat lain yang tidak tau datangnya kapan. Di sisi lain, gas beracun tetap menyebar dan mulai terangkat naik ke udara, sehingga waktu menipis dan mereka berdua harus mencari cara untuk berpindah ke gedung lain yang lebih tinggi untuk menghindari gas beracun itu.

Kerja sama antara Yong Nam dan Eui Joo ini benar-benar luar biasa didukung dengan background mereka yang memang pamanjat tebing. Bagaimana mereka bisa bergerak dari gedung satu ke gedung lainnya. Ditambah jarak masing-masing antara gedung cukup jauh. Karena bertahan dengan keadaan seperti itu memang sulit sekali dilakukan. Beruntungnya mereka berdua memiliki background tersebut.

Satu lagi, hal yang membuat aku tersentuh ada scene di mana mereka harus merelakan orang lain di evakuasi terlebih dahulu dari pada mereka. Dalam film ini juga mengajarkan kita untuk tetap peduli dan memprioritaskan orang lain yang lebih membutuhkan. Seperti orang tua dan anak-anak. Keren juga sama sifat kedua tokoh utama yang bisa dibilang tidak egois sama sekali. 2 kali mereka harus merelakan agar tidak di evakuasi oleh helikopter penyelamat.

Disini juga ditunjukkan kekuatan social media yang membuat mereka juga akhirnya bisa diselamatkan. Karena hanya tinggal berdua tanpa alat komunikasi sama sekali tapi bisa selamat karena ada drone yang menangkap pergerakan mereka hingga mereka bisa viral di social media dan televisi. 

Benar-benar gak akan menyangka bahwa teknologi bisa menyelamatkan mereka berdua dari bahaya nya gas beracun saat itu. Film ini mengangkat tema tentang keluarga juga di mana mereka saling peduli dengan berjuang bahu membahu menolong sesama.
Walaupun Yong Nam seorang pengangguran yang akut. Tapi keluarga nya sangat peduli serta menyayangi Yong Nam.

Satu lagi, di akhir cerita aku berekspektasi Yong Nam dan Eui Ju akan menjadi sepasang kekasih. Tetapi sampai akhir film selesai pun penonton tidak diberi kesempatan untuk melihat jalinan kisah cinta mereka. Sepertinya sutradara Lee Sang-Geun memang sengaja membiarkan seperti itu agar penonton berimajinasi sendiri jalan cerita mengenai kedua tokoh utama tersebut.

Film ini benar-benar aku sarankan untuk ditonton, buat menghibur dan mengajarkan bahwa teknologi benar-benar tetap masih bisa di manfaatkan di saat bencana terjadi. Film ini akan aku kasih rate 9,5/10.

Setelah ini aku mau mencoba nonton film Parasite yang katanya juga bagus jalan ceritanya. Setelah itu aku akan review ke kalian.

Terima Kasih, mohon maaf apabila terdapat kekurangan. 

Salam 
Rahmah.



Saturday, 2 November 2019

Air Mata #1


Tidak ada mengikhlaskan tanpa air mata. Sebab bagaimanapun tidak ada hati yang baik-baik saja menghadapi perpisahan.
Bahkan sebelum itu terjadi, terkadang hadirku saja tidak di hargai. Apalagi dengan perginya aku, tidak mungkin di cari.
Karena saat yang paling menyakitkan adalah sebenarnya ada, tetapi tidak di anggap keberadaannya. 
Sementara kamu, kadang datang tiba-tiba. Kadang pergi tanpa suara. Karena seperti itu adalah hal yang paling kamu sukai bukan?

Sekarang melupakan kamu mungkin sulit. Tapi lambat laun aku pasti bisa.

Aku masih tak mengerti keadaan sekarang. Kamu itu benar menyayangiku atau tidak dapat melepaskanku?

Sebenarnya, bukan. 
Bukan kamu yang berubah. ASLINYA kamu memang gitu. Tapi kalau sekarang. Lebih parah. Hehe. Tak apa.

Kita itu sering bertengkar, marah, kecewa, curiga, cemburu. Tapi tolong ingatkan aku ya untuk tetap bertahan meski sulit. 

Salam,
Rahmah.

Kecewa


Pernah gak saat kamu sedih dan merasa kecewa tapi tidak orang yang menjadi tepat curahan hati?

Aku pernah. Sering bahkan.

Aku gak tau apa yang membuatku seperti itu. Banyak. Karna satu dan lain hal. Ya Allah, maafkanlah aku. Aku baru menyadarinya sekarang. Rasa kecewa dan sedihku ini terjadi karena aku yang terlalu berharap akan sesuatu. Padahal tidak dianjurkan bagi kita untuk berharap kepada selain engkau.

Apa rasa kecewa dan sedihku ini terjadi karena engkau merindukanku agar aku menceritakan segala sesuatu kepadamu? Berikanlah pengampunan atas kesalahanku ini yaAllah.

YaAllah maafin Rahmah yaAllah.
Terkadang permintaanku ini terlalu banyak, sementara ibadahku gak sesuai.