Melanjutkan cerita dari postinganku sebelumnya (Baca : My Story About Senior High School #1)
Pada sore hari ini aku akan membagikan beberapa pengalamanku menjadi siswi Akselerasi di SMA. Loh? Pasti pada bingung kan, tiba-tiba udah cerita gimana rasanya jadi siswi Aksel.
Memang aku juga gak akan menyangka bisa jadi salah satu siswi Akselerasi pada saat itu. Singkat cerita, saat di pembagian rapot kelas X, nilai-nilaiku bisa dikategorikan bagus dan memuaskan sehingga IP(Indeks Prestasi) yang kuraih pun di atas 3,tepatnya 3,38. Oh iya aku sebut segitu karena saat nulis ini aku jadi refleks liat rapotku kelas X. Hehe
Aku waktu itu berada di kelas XC. Lalu, untuk Rombelnya (Rombongan Belajar) Rombel C juga. Jadi gini, misalnya :Di kelas X aku dan temenku satu kelas, tetapi dia beda rombel. Dia berada di rombel D. Kenapa bisa gitu? Menurut pendapatku jadi kita bisa bersosialisasi dengan banyak teman. Jadi temannya gak hanya yang satu kelas dengan kita aja selain teman ekskul ada teman rombel juga gitu. Oh iya untuk teman Rombel akan bertahan sampai kita lulus, lain hal dengan teman kelas yang berganti saat kita akan memilih jurusan IPA atau IPS.
Kemudian saat pembagian rapot pun kita berkumpul per-Rombel. Bukan per kelas. Karena nanti pembimbing kita yang akan membagikan hasil rapot . Kita disini gak ada wali kelas, adanya pembimbing. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, di SMA ku nilai rapot yang kita dapatkan akan menentukan IP. Jadi kelas XC aku termasuk siswi yang IP nya tinggi di Rombelku. Nanti IP yang tertinggi dari masing-masing rombel akan di tawarkan dan dikumpulkan untuk di rekrut ibaratnya untuk menjadi siswi Akselerasi. Waktu pembagian rapot memang tuaku dan aku sudah di beritahu oleh pembimbing, bahwasanya aku berpotensi menjadi siswi aksel jika dilihat dari hasil IP yang ku terima.
Hingga disinilah aku berada, berkumpul bersama siswa/i di suatu kelas untuk diberitahu oleh guru lebih lanjut seperti apa Aksel itu. Bingung sekaligus gak yakin apakah aku bisa menjadi siswi akselerasi? Karena aku tau kemampuan aku sampai mana, bahkan aku sempat berpikir kenapa aku harus berada di salah satu siswa/i yang dikumpulkan saat itu.
Sekitar 15-20 orang berada di ruang kelas. Yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Namun siapa sangka beberapa dari temenku mengundurkan diri untuk mengikuti kelas aksel itu. Hingga tersisalah 5 orang perempuan saja.
5 orang?
Memang sebelum aku menjadi salah satu dari 5 siswi tersebut, aku tetap harus tes seperti ujian kualifikasi gitu. Tapi menurutku beberapa dari temen yang mengundurkan diri bukan karena harus mengikuti tes lagi. Sebab, menurut mereka kalau aksel gak bisa menikmati masa SMA. Belajar terus. Wkwkwk
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan ke aku. Kebanyakan gini :
Belajar mulu sih Rah, nggak stres apa?
Honestly, aku gak bisa jawab. Bohong kalau aku bilang engga. Aku stres,capek,pusing, semua rasa jadi satu. Kalau ingat masa itu aku rasanya ingin melambaikan tangan ke kamera dan bilang bahwa aku gak kuat. Heheh. Loh?
Walaupun sudah 5 tahun yang lalu, aku akan berbagi pengalaman sama kalian bagaimana rasanya menjadi siswi akselerasi.
1. Jumlah murid nya sedikit
Kalau biasanya dalam kelas reguler bisa diisi sampai 35 orang murid, beda banget sama kelas aku kala itu. Bayangkan aja dikelas aku cuma dihuni sama 5 orang termasuk aku, udah pula perempuan semua.
2. Belajar yang dipadatkan
Orang awam mungkin berpikir kalau sekolah aksel tuh, loncat sekolahnya dari 3 tahun jadi 2 tahun.
Hehe tapi gak asal loncat kok. Tetap ada prosesnya dan gak instan.
Yang biasanya 1 semester 6 bln, jadi 3 bulan. Maka otomatis mata pelajaran yang dipelajari jadi di padatkan. 1 kali pertemuan bisa 1-3 bab yang dipelajari. Jadi cara belajarnya yang lebih cepet, bahkan guru yang mengajar dikelasku mengatakan anak aksel mah gampang ngertinya, apalagi cuma 5 orang. Hati kecilku berkata resiko ya begini banget :")) wkwk.
3. Ujian nya gak bareng sama kelas reguler
Disaat kelas lain sedang melaksanakan ujian, justru kelasku tetap belajar seperti biasa buat mengejar materi. Ujian dikelasku saat itu mah bahkan hampir setiap minggu. Jadi jangan tanya ujian kapan. Justru jadi anak aksel udah ujian banget buat diriku sendiri :") hahaha
4. Bayar biaya tambahan
Untuk mengikuti kelas aksel ini ada biaya tambahan nya. Jadi ada dua SPP yang harus aku bayar setiap bulannya
5. Kebersamaan dalam 1 kelasnya lebih terasa
Wajar ya menurutku bilang gitu, karna dikelasku hanya terdiri dari 5 orang perempuan saja. Tertawa,sedih, dimarahin, dihukum pernah dirasakan bersama. Jadi tambah dekat satu sama lain.
6. 1 kelas bareng kaka kelas
Aku juga sempat gak nyangka kelasnya disatukan dengan kakak kelas, menjelang mendekati hari ujian Nasional. Jadi kelasku di gabung.
7. Ikut buku tahunan angkatan atas
Correct me if i wrong, Dari pihak sekolah pun, aku dan teman aksel diminta untuk masuk dalam buku tahunan kaka kelas. Aku waktu itu sampai harus ganti baju seragam berkali-kali untuk foto. Aku gak tau persis buat apa, tapi sepertinya buat contoh seragam apa saja yang digunakan untuk SMA itu.
8. Jadi model cover brosur sekolah
Kenapa aku bilang gitu? Kala itu aku dan teman aksel memang ada di dalam brosur sekolah. Menurutku tujuan nya untuk menunjukan bahwa di SMAku terdapat kelas aksel. Pointnya disitu. Karna di brosur tahun sebelumnya juga gitu kok.
Hm itu pendapatku mengenai kelas aksel. Perlu kalian ketahui yang ku tulis disini hanyalah berdasarkan pengalaman yang kurasakan. Kalau untuk sekarang aku gak tau apakah masih terdapat kelas aksel disana. Sebab, diriku ini sudah lama sekali tidak berkunjung ke SMA tersebut.
Terimakasih sudah mau membaca. See you next time.
Salam,
Rahmah
Xoxo
0 comments:
Post a Comment