Film “Exit 2019” menceritakan tentang seorang bernama Yong-Nam (Cho Jung-Seok) telah menganggur selama bertahun-tahun. Dia mengadakan perayaan ulang tahun ke 70 untuk ibunya di aula konvensi. Di sana, Yong-Nam bertemu dengan Ui-Joo (Yoona). Dia lulus dari universitas yang sama dengan Yong-Nam. Pada saat itu, gas beracun menyebar ke seluruh kota.
Detail
Movie: Exit
Revised romanization: Ekshiteu
Hangul: 엑시트
Director: Lee Sang-Geun
Writer: Lee Sang-Geun
Producer: Baek Hyun-Ik
Cinematographer: Kim Il-Yeon
Release Date: July 31, 2019
Runtime: 103 min.
Genre: Disaster / Action-Comedy
Distributor: CJ Entertainment
Language: Korean
Country: South Korea
Aku sebenarnya udah lama banget pengen nonton film Exit ini. Tetapi karena waktu yang belum memungkinkan untuk nonton, akhirnya setelah pulang dinas malem aku coba sempat-sempatin untuk nonton. Penasaran sih karena banyak yang membicarakan fim Exit yang di bintangi oleh Yoona SNSD dan Jo Jung-suk ini. Di instagram apalagi, banyak banget yang bilang katanya bagus.
Tayang di Korea nya tanggal 31 Juli 2019. Tapi aku baru nonton bulan November 2019 hehe.
Awalnya aku kesulitan cari link untuk download film ini. Karena menurutku lebih mudah download drama Korea dari pada film.
Tapi akhirnya aku menemukan aplikasi drakor.id yang benar-benar di khususkan untuk drama dan film korea. Kalian bisa streaming atau download melalui aplikasi ini.
Kalau aku pribadi nonton film lebih ke streaming aja dari pada download.
Berdurasi selama 103 menit lumayan membuat perasaan aku deg-degan sendiri selama menonton film ini. Tegang, penasaran, kocak, sedih. Semua aku rasain dalam film ini. Cerita ini bermula dengan Yong Nam (Jo Jung Suk) yang menjadi seorang pengangguran selama bertahun-tahun, bahkan ada scene dimana Yong Nam ini mendapat pesan yang berisikan ia di tolak (lagi) dalam melamar pekerjaan. Sehingga mungkin itu yang membuat dia merasa bahwa ia gagal dan tak berarti.
Banyak orang asing yang kerap memberikan tatapan serta ucapan miring kepada Yong-nam. Bahkan keponakannya sendiri yang bernama Jiho pun kurang menyukainya lantaran ucapan miring yang ditujukan kepada pamannya. Mungkin ia merasa malu.
Tetapi meskipun begitu, setiap harinya Yong Nam selalu melatih kekuatan otot-ototnya dengan berolahraga di sekitar rumah.
Yong Nam yang pada masa kuliahnya memiliki hobi panjat tebing pun masih menyimpan perlengkapan panjat tebingnya dengan baik di kamarnya. Tetapi kakak perempuan dari Yong Nam (Ibu dari Jiho) ini tidak menyukai Yong Nam yang masih saja menyimpan perlengkapan panjat tebingnya, padahal sudah disuruh untuk membuangnya.
Suatu hari, Yong Nam merayakan ulang tahun ibunya yang ke-70 di sebuah hotel yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Di acara itu, ia bertemu dengan Eui Ju (Yoona), asisten manajer hotel yang pernah disukainya dulu.
Diaaat pertemuan pertama mereka kembali. Yong Nam berbohong bahwa ia adalah seorang manajer, Eui Joo sendiri adalah asisten manager di hotel tersebut.
Ketika perayaan tersebut berlangsung. Ditempat lain, terlihat
seorang pria (mungkin teroris pikirku) mengendarai truk besar berisi dua tangki gas.
Ia meledakkan dua tangki besar gas beracun yang meracuni warga sekitar hingga menyebar ke seluruh kota. Termasuk hotel tempat Young Nam berada. Gas tersebut sangat berbahaya dan mengancam nyawa siapa saja yang menghirupnya sampai membuat kulit terlihat ruam merah bahkan sampai membuat sesak nafas.
Pada awalnya Yong Nam dan keluarganya tidak menyadari terjadi kekacauan di luar hotel, hingga pada akhirnya mereka mendengar suara dentuman keras secara tiba-tiba dan membuat kaca hotel yang mereka tempati pecah akibat ledakan tabung gas tersebut.
Mereka panik hendak melarikan diri keluar hotel, akan tetapi di luar hotel sudah terjadi kekacauan yang luar biasa, bahkan terlihat asap yang sudah mengepung tempat mereka berada. Hingga sudah meracuni Kakak kandung Yong Nam yang pada saat itu sudah terlanjur menghirup gas beracun tersebut.
Yong Nam yang panik meminta semua orang agar segera ke rooftop hotel. Awalnya mereka sempat gak percaya kepada Yong Nam. Yong Nam pun putus asa. Tetapi setelah mendengar kabar dari media sosial bahwa dianjurkan untuk ke rooftop untuk menyelamtkan diri. Akhirnya mereka pun segera pergi ke rooftop.
Sayangnya pintu rooftop tidak bisa dibuka lantaran kunci nya tertinggal di tempat security lantai satu. Sementara asap sudah memasuki gedung hotel tersebut.
Salah satu cara yang dibisa di lakukan yaitu pintu hanya bisa dibuka dari luar.
Mereka panik ditambah dengan keadaan kakak kandung Yong Nam yang semakin memburuk akibat dari menghirup asap tersebut.
Akhirnya, Yong Nam pun berpikir agar bisa mencapai ke rooftop. Cara yang dilakukannya pun dengan memanjat dinding hotel yang dapat membahayakan nyawa dan membuat semua keluarganya panik termasuk Eui Joo.
Aku deg-degan parah disini, membayangkan bagaimana loncat dari gedung satu ke gedung lainnya dengan memanfaatkan alat yang dimiliki saat itu. Tapi Yong Nam yakin bahwa ia mampu dan bisa. Dengan berbekal keahlian yang ia punya yakni memanjat tebing. Pada akhirnya ia mampu melompat dari gedung satu ke gedung lainnya.
Karakter lain yang juga menarik perhatian adalah salah satu keponakan Yong Nam yang perempuan yang memanfaatkan media sosial untuk mengetahui perkembangan bencana.
Tak hanya itu, keponakan Yong Nam ini juga memanfaatkan teknologi video call untuk memantau pergerakan Yong Nam saat keluarganya panik tidak bisa melihatnya memanjat gedung.
Wah jujur aku ga nyangka di scene ini. Bisa gitu ya kepikiran sampai kesana. Aku kalau udah panik bingung pasti mau ngapain. Film ini benar-benar memanfaatkan apa yang ada pada saat itu.
Karena genrenya terdapat komedi juga, ada beberapa scene yang membuat aku tertawa padahal lagi serius.
Setelah sampai di rooftop helikopter penyelamat pun datang,
karna helikopter yang datang ke tempat mereka pun tidak secepat dibayangkan. Mereka harus bekerja keras lagi untuk menarik perhatian agar helikopter segara mengevakuasi mereka.
Eui Joo pun memiliki ide agar membuat sinyal dengan memanfaatkan flash lampu di handphone sambil berteriak-teriak gitu dan sampai menggunakan sound system loh.
Sayangnya saat helikopter datang hanya Yong-Nam dan Eui-Ju harus ditinggal di tempat karena karena kapasitas angkut yang berlebih.
Mereka harus menunggu tim penyelamat lain yang tidak tau datangnya kapan. Di sisi lain, gas beracun tetap menyebar dan mulai terangkat naik ke udara, sehingga waktu menipis dan mereka berdua harus mencari cara untuk berpindah ke gedung lain yang lebih tinggi untuk menghindari gas beracun itu.
Kerja sama antara Yong Nam dan Eui Joo ini benar-benar luar biasa didukung dengan background mereka yang memang pamanjat tebing. Bagaimana mereka bisa bergerak dari gedung satu ke gedung lainnya. Ditambah jarak masing-masing antara gedung cukup jauh. Karena bertahan dengan keadaan seperti itu memang sulit sekali dilakukan. Beruntungnya mereka berdua memiliki background tersebut.
Satu lagi, hal yang membuat aku tersentuh ada scene di mana mereka harus merelakan orang lain di evakuasi terlebih dahulu dari pada mereka. Dalam film ini juga mengajarkan kita untuk tetap peduli dan memprioritaskan orang lain yang lebih membutuhkan. Seperti orang tua dan anak-anak. Keren juga sama sifat kedua tokoh utama yang bisa dibilang tidak egois sama sekali. 2 kali mereka harus merelakan agar tidak di evakuasi oleh helikopter penyelamat.
Disini juga ditunjukkan kekuatan social media yang membuat mereka juga akhirnya bisa diselamatkan. Karena hanya tinggal berdua tanpa alat komunikasi sama sekali tapi bisa selamat karena ada drone yang menangkap pergerakan mereka hingga mereka bisa viral di social media dan televisi.
Benar-benar gak akan menyangka bahwa teknologi bisa menyelamatkan mereka berdua dari bahaya nya gas beracun saat itu. Film ini mengangkat tema tentang keluarga juga di mana mereka saling peduli dengan berjuang bahu membahu menolong sesama.
Walaupun Yong Nam seorang pengangguran yang akut. Tapi keluarga nya sangat peduli serta menyayangi Yong Nam.
Satu lagi, di akhir cerita aku berekspektasi Yong Nam dan Eui Ju akan menjadi sepasang kekasih. Tetapi sampai akhir film selesai pun penonton tidak diberi kesempatan untuk melihat jalinan kisah cinta mereka. Sepertinya sutradara Lee Sang-Geun memang sengaja membiarkan seperti itu agar penonton berimajinasi sendiri jalan cerita mengenai kedua tokoh utama tersebut.
Film ini benar-benar aku sarankan untuk ditonton, buat menghibur dan mengajarkan bahwa teknologi benar-benar tetap masih bisa di manfaatkan di saat bencana terjadi. Film ini akan aku kasih rate 9,5/10.
Setelah ini aku mau mencoba nonton film Parasite yang katanya juga bagus jalan ceritanya. Setelah itu aku akan review ke kalian.
Terima Kasih, mohon maaf apabila terdapat kekurangan.
Salam
Rahmah.